Software Untuk 'Meneriaki' Maling Laptop

Front Door Software Corporation, produsen software asal Colorado, Amerika Serikat meluncurkan software bernama Retriever. Software yang didesain untuk menghalangi maling ini dapat memutar pesan melalui speaker ketika notebook yang bersangkutan ditandai sebagai laptop yang dicuri.Konsep dibalik software itu adalah menampilkan informasi pemilik dengan detail lengkap untuk menghubunginya. Sebagian besar individu yang jujur akan mengembalikan notebook tersebut jika menemukannya. Menurut produsen software tersebut, metode ini dapat meningkatkan peluang laptop tersebut kembali ke si pemilik antara 3 sampai 97 persen.

Saat seorang pengguna mendapati bahwa notebooknya dicuri, dapat langsung login ke akun online-nya dan ia akan mengirimkan pesan ke komputer yang bersangkutan. Selain dapat memunculkan informasi pribadinya di layar, ia bahkan juga bisa membuat notebook itu memutar pesan rekaman secara keras berulang-ulang dengan interval mulai dari 5 menit sampai setiap 4 jam sekali. Kode pengunci juga bisa dikirimkan agar laptop tidak dapat digunakan oleh pencurinya. Menggunakan fitur IP location, pemilik yang sah juga bisa mencoba melacak di mana posisi komputer tersebut berada.

“Software seperti ini cukup bermanfaat, tetapi tergantung dengan apa yang Anda lindungi,” kata Jay Heiser, Research Vice President Gartner. “Sebuah notebook bekas tidaklah terlalu berharga, tetapi data yang ada di dalamnya merupakan hal yang lebih penting. Apalagi jika data tersebut merupakan satu-satunya data yang tersedia, tidak ada backup-nya,” ucapnya.

Software ini merupakan salah satu cara dari sekian banyak usaha yang dilakukan untuk melindungi komputer jinjing, khususnya notebook kerja milik karyawan perusahaan. Di akhir tahun lalu, Lenovo meluncurkan laptop yang mampu mengunci sistem lewat pesan SMS. Saat ini Intel juga sedang bekerjasama dengan Ericsson untuk menempatkan “tombol pengunci” di dalam komputer jinjing.

Di semester kedua 2008, tercatat ribuan perangkat mobile dan notebook tertinggal di taksi di kota London. (vivanews)